PERSALINAN KALA I
I. DEFINISI
Persalinan
adalah : pengeluaran
hasil konsepsi yang telah
cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir/melalui jalan
lain dengan bantuan / tanpa bantuan
(Sarwono, 2008).
Persalinan
Kala I adalah : Kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap (Sumarah, 2009).
Persalinan
Kala I adalah : Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm (APN, 2008).
Persalinan
Kala I adalah : Dimulai dari HIS Persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap (Sastrawinata, 1983).
II. FISIOLOGIS
Perubahan fisiologis pada persalinan kala I,
diantaranya :
a. Perubahan Tekanan Darah
- Tekanan darah meningkat selama kontraksi.
- Tekanan sistolik rata – rata sebesar 10-20
mmHg, diastolik 5-10 mmHg.
- Tekanan darah turun diantara kontraksi.
- Hindari posisi terlentang, karena akan
mengganggu sirkulasi darah, dan janin dapat asfiksia.
b. Perubahan Metabolisme
- Metabolisme aerob dan anaerob karbohidrat akan
naik.
- Kenaikan ini disebabkan karena cemas, serta
kegiatan otot kerangka tubuh.
- Kenaikan metabolisme ditandai dengan kenaikan
suhu, denyut nadi, pernafasan kardiak Output dan kehilangan cairan.
c. Perubahan Suhu Badan
- Suhu badan meningkat selama persalinan dan
meningkat lagi segera setelah persalinan.
- Kenaikan suhu tidak boleh melebihi 0,1 – 1oC.
- Kenaikan suhu yang berlangsung lama diindikasi
dehidrasi.
d. Denyut Jantung
- Denyut jantung naik saat kontraksi.
- Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika ibu tidur miring atau
terlentang.
- Denyut jantung sedikit lebih tinggi diantara kontraksi.
- Perlu pengontrolan secara periode untuk mengetahui infeksi.
e. Perubahan Pernafasan
- Pernafasan sedikit naik saat persalinan.
- Disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran.
- Penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar.
f. Perubahan Renal.
- Poli Usia sering terjadi karena meningkatnya
cardiac output dan filtrasi glomerulus.
- Kontrol kandung kencing 2 jam sekali agar
tidak menghambat penurunan janin.
- Serta untuk menghindari Retensio Urine setelah
melahirkan.
g. Perubahan Gastro Intenstinal
- Penyerapan makanan padat berkurang.
- Menyebabkan pencernaan hampir terhenti dan
sehingga menyebabkan konstipasi.
h. Perubahan Hematologis
- Hubungan akan meningkat 1,2 gram / 100 ml.
- Jumlah sel – sel darah putih akan meningkat
5000 – 15.000 WBC sampai akhir pembukaan lengkap.
- Gula darah akan turun selama persalinan.
- Dan akan turun drastis pada persalinan dengan
penyulit.
i. Kontraksi Uterus
- Terjadi karena adanya rangsangan otot polos.
- Penurunan hormon Estrogen menyebabkan keluarnya H. Oksitoksin.
- Kontraksi dimulai dari fundus menjalar ke bawah.
- Fundus Uteri bekerja kuat dan akan mendorong janin ke bawah.
- Serviks menjadi lembek dan membuka.
j. Pembukaan SAR dan SBR
- SAR terbentuk pada uterus bagian atas.
- Otot lebih tebal dan kontraktif.
- Terdapat banyak otot sorong dan memanjang.
- SBR terbentuk di uterus bagian bawah antara Istmus dan Serviks.
- Sifat otot tipis dan elastis.
k. Perubahan Serviks
- Otot yang mengelilingi Osteum Uteri Internum
(OUI) ditarik oleh SAR.
- Menyebabkan Serviks pendek menjadi lunak
dan SBR
- Bentuk Serviks menghilang, karena kanalis
Servikalis membesar dan membentuk OUE.
l. Perubahan OUI dan OUE
- Pembukaan Serviks disebabkan karena
membesarnya OUE.
- Karena otot disekitar Ostium meregang untuk
dapat dilewati kepala I.
- Pembukaan Uteri disebabkan karena tekanan isi
Uterus (kepala dan kantong Amnion).
- Pada primigravida OUI terbuka dahulu,
dilanjutkan pembukaan OUE.
- Pada multigravida OUI dan OUE membuka bersama
– sama.
m. Show
- Keluar lendir dan darah dari Vagina.
- Lendir berasal dari kanalis Servikalis yang
tersumbat lendir selama persalinan.
- Darah berasal dari desidua yang terlepas.
n. Tonjolan Kantong Ketuban
- Disebabkan oleh regangan SBR sehingga Selaput
Khorion Lepas.
- Adanya tekanan menyebabkan kantong yang berisi
cairan menonjol.
- Bila selaput ketuban pecah maka cairan akan
keluar.
- Sehingga placenta tertekan dan fungsi placenta
tergantung sehingga fetus akan kekurangan O2.
o. Pemecahan Kantong Ketuban.
- Pada akhir kala I pembukaan sudah lengkap,
kontraksi kuat, tidak ada tahanan serta desakan janin menyebabkan kantong ketuban pecah diikuti proses
kelahiran bayi.
III. FASE – FASE DALAM KALA I PERSALINAN
1. Fase Laten
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
- Berlangsung hingga serviks membuka < dari 4
cm. (1 –3 cm).
- Pada Umumnya fase laten berlangsung hampir atau
hingga 8 jam.
(Buku Acuan APN, Revisi
2007, Hal 38)
2. Fase Aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi Uterus akan
meningkat secara bertahap (Kontraksi dianggap adekuat / memadai jika 3x atau
lebih dalam waktu: 10 menit dan berlangsung selama 40 detik / lebih).
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan
lengkap (10 cm) akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm perjam
(Primigravida). Atau lebih dari 1 cm untuk multipara.
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(Buku Acuan APN, Revisi 2007, Hal: 38)
Fase Aktif dibagi atas 3 fase meliputi :
1. Fase Akselerasi : Pembukaan 4 –8 cm.
2. Fase Dilaktasi
maksimal : Pembukaan 8 – 9 cm.
3. Fase Deselerasi : Pembukaan 9 – 10 cm.
IV. MANAJEMEN
KALA I
1. Mengindentifiksai Masalah.
2. Mengkaji Riwayat Kesehatan, meliputi: Riwayat
kesehatan sekarang, HIS, ketuban, pendarahan pervaginam bila ada, Riwayat
kesehatan saat kehamilan, Riwayat kesehatan yang lalu bila ada.
3. Pemeriksaan Fisik.
4. Pemeriksaan Janin.
5. Menilai data dan membuat diagnosa.
6. Menilai kemajuan persalinan.
7. Membuat Rencana Asuhan Kebidanan Kala I.
V. TANDA BAHAYA PERSALINAN PADA KALA I
1. Tekanan darah > 140 / 90 mmHg.
- Rujuk ibu dengan posisi
miringkan ke kiri sambil diinfus DS %.
2. Temperatur > 38oC : beri banyak
minuman, beri Antibiotik, Rujuk .
3. DJJ < 100 atau > 160 x / menit.
Posisi ibu miring ke kiri,
beri O2, rehidrasi, bila membaik diteruskan dengan pantauan, jika
tidak membaik dirujuk.
4. Kontraksi < 2x dalam 10 menit berlangsung
< 40 detik maka segera diatur Ambulasi, mengubah posisi tidur, kosongkan
kandungan kencing, stimulasi
Puting susu, memberi nutrisi, jika partograf melebihi garis waspada maka
dirujuk.
5. Pembukaan Serviks, melewati garis waspada,
beri hidrasi, rujuk.
6. Cairan Amnion bercampuran mekonium / darah /
berbau, beri hidrasi, antibiotik posisi tidur miring ke kiri, Rujuk.
7. Urine, Volume sedikit dan kental, beri minum
banyak.
VI. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA KALA I
Beberapa
keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama bagi ibu yang pertama
kali melahirkan, perubahan-perubahan yang dimaksud adalah :
a. Perasaan tidak enak
b. Takut dan ragu-ragu dengan persalinan yang
akan dihadapi
c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering
memikirkan antara lain apakah persalinan akan berjalan normal
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan
bijaksana dalam menolongnya
f. Apakah bayinya normal atau tidak
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya
h. Ibu merasa cemas (Sumarah, 2009)
VII. DUKUNGAN PERSALINAN
Dukungan
selama persalinan meliputi :
a. Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah
akan sangat membantu ibu dan pasangannya untuk cepat merasa nyaman, namun sikap
para staf sangatlah penting dibanding dengan kondisi fisik ruangan.
b. Teman yang mendukung
Seorang teman yang mendukung merupakan
sumber kekuatan yang besar dan memberikan kesinambungan dukungan dimana teman
yang mendukung tersebut tidak bisa digantikan oleh siapapun. Bidan yang berarti
“bersama wanita”, ia harus berusaha untuk menjadi teman yang mendukung, bekerja
dengan wanita tersebut dan keluarga.
c. Mobilitas
Diusahakan ibu didorong untuk tetap tegar
dan bergerak, persalinan akan berjalan lebih cepat dan ibu akan merasa dapat
menguasai keadaan, terutama jika ibu didorong untuk berusaha berjalan bila
memungkinkan dan berusaha merubah posisi tidur (miring ke kiri, jongkok, dan
merangkak).
d. Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi
selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan semua perkembangannya selama
proses persalinan. Setiap tindakan atau intervensi yang akan dilakukan harus
diantisipasi dan dijelaskan. Ibu harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan
klinis.
e. Teknik relaksasi
Diharapkan ibu pernah mendapat penyuluhan
tentang teknik relaksasi pada saat ANC, bila ibu belum pernah maka harus
diajarkan dulu teknik relaksasi, penyuluhan itu diberikan pada saat ANC harus
sama dengan penyuluhan saat inpartu agar ibu tidak bingung.
f. Percakapan
Seorang ibu dalam masa inpartu membutuhkan
waktu untuk bercakap-cakap dan ada waktunya untuk diam. Bagi ibu yang sedang
dalam proses persalinan benar, maka kesunyian yang bersikap akrab dan simpatik
sudah pasti disukainya. Pada tahap ini ibu akan merasa lelah, setiap kontraksi
akan memerlukan konsentrasi penuh dan semua cadangan emosional dan fisik dikerahkannya,
ibu mungkin akan menutup semua pembicaraan yang tidak perlu dan berkonsentrasi
terhadap kemajuan persalinan.
g. Dorongan semangat
Sebagian besar ibu akan mencapai tahap
dimana mereka merasa tidak bisa melanjutkan lagi dan putus asa. Bidan harus berusaha
untuk memberi dorongan semangat kepada ibu selama proses persalinan. Dengan
beberapa kata yang diucapkan secara lembut setelah kontraksi atau beberapa
pujian non verbal pada saat terjadi kontraksi akan sangat memberi
semangat/dorongan ibu.
(Sumarah, 2009)
VIII. PEMENUHAN KEBUTUHAN
FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU SELAMA PERSALINAN
a. Kebutuhan fisik ibu
1. Kebersihan dan kenyamanan
Ibu saat inpartu
akan merasa sangat panas dan berkeringat oleh karena itu ibu akan membutuhkan
kesempatan untuk mandi atau bersiram, hal ini dapat dilakukan bila ibu masih
memungkinkan untuk berjalan. Tetapi bagi ibu yang sudah tidak mungkin untuk
melakukan, maka peran bidan dan atau keluarga untuk membantunya dengan menyeka
dengan waslap yang dibasahi dengan air dingin pada muka, leher dan tangan serta
bagian kemaluan dibersihkan dengan kapas lembab. Demikian juga baju yang basah
karena keringat atau air ketuban perlu diganti dengan yang bersih. Mulut dapat
disegarkan dengan kumur-kumur atau gosok gigi.
2. Posisi
Dalam kehamilan
ibu sudah aktif berproses dalam menghadapi persalinan misalnya udah senam,
latihan jalan-jalan, jongkok, ibu akan menggunakan posisi tidur senyaman
mungkin yang telah dilakukan selama hamil seperti jongkok, merangkak atau
berdiri. Hal ini akan meningkatkan keinginan merubah posisi pada saat
persalinan karena sudah dilatih pada saat hamil. Posisi alternatif yang
digunakan dalam persalinan adalah menghindari posisi terlentang, ibu berusaha
untuk menggunakan posisi senyaman mungkin.
3. Kontak fisik
Selama proses persalinan
ibu tidak suka dengan bercakap-cakap tetapi ibu akan merasa nyaman dengan
kontak fisik. Keluarga hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan,
menggosok-gosok punggung, menyeka wajahnya dengan air dingin menggunakan waslap
atau dengan mendekapnya atau mengelus-elus perutnya, memijat kaki atau
teknik-teknik lain yang serupa.
4. Pijatan
Ibu yang mengeluh
sakit pinggang atau nyeri selama persalinan mungkin akan merasakan pijatan akan
sangat meringankan keluhan. Bidan atau keluarga dapat melakukan pijatan
melingkar di daerah lumbosakralis, menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk
atau mengelus-elus di daerah perut.
5. Perawatan kandung kemih
Keinginan untuk
berkemih pada ibu inpartu sering terganggu dengan adanya kontraksi, aleh karena
itu pengamatan terhadap kandung kemih haruslah diperhatikan karena dapat
menghambat turunnya bagian terendah janin dan kontraksi uterus. Setiap 4 jam
kandung kemih harus dikontrol dan diupayakan ibu dapat kencing sendiri dengan
dicoba untuk kencing di pispot dengan disiram dengan air dingin atau dirangsang
dengan membuka kran agar merangsang ibu untuk ingin kencing.
b. Kebutuhan psikologis ibu
Pada ibu hamil
terjadi perubahan psikologi, demikian juga pada ibu bersalin. Perubahan
psikologi pada ibu bersalin merupakan hal yang wajar, hampir semua ibu
mengalaminya, tergantung kepekaan dari setiap individu. Meskipun demikian ibu
memerlukan bimbingan dari keluarga dan petugas penolong persalinan, agar ibu
dapat menerima keadaan yang terjadi dan dapat memahami sehingga ibu dapat
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada ibu bersalin sering merasa
cemas, memikirkan hal-hal yang akan terjadi antara lain perasaan sakit, takut
menghadapi persalinan, penolongnya tidak sabar, apakah anaknya cacat. Banyaknya
pikiran yang menghantui selama persalinan. Hal ini dapat menambah rasa sakit,
oleh karena itu ibu bersalin memerlukan teman/pendamping selama persalinan.
(Sumarah, 2009)
IX. MASALAH-MASALAH PADA PERSALINAN KALA I
1. Nyeri pinggang
Penanganan :
-
Penjelasan
mengenai penyebab rasa nyeri
-
Massase
pada daerah pinggang
-
Mandi
atau diseka dengan air hangat
-
Menekan
daerah lutut dengan posisi ibu duduk
2. Keletihan
Penanganan :
-
Berikan
ibu asupan nutrisi yang cukup
-
Jelaskan
pada ibu cara meneran yang efektif
-
Jelaskan
pada ibu agar tidak mengejan terlalu dini
3. Fetal distres
Penanganan :
-
Baringkan
ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur
-
Pasang
infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL
atau NS dengan tetesan 125 cc/jam
-
Segera
rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat darurat
obstetri dan bayi baru lahir
-
Dampingi
ibu ke tempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
4. Infeksi
Penanganan :
-
Baringkan
ibu miring ke kiri
-
Pasang
infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL
atau NS dengan tetesan 125cc/jam
-
Dampingi
ibu ke tempat rujukan
5. Cemas
Penanganan :
-
KIE/jelaskan
pada keluarga agar memberi dukungan pada ibu
-
Ajarkan
pada ibu teknik relaksasi
(APN, 2008)
sumber ; http://neyzh.blogspot.co.id/2013/11/askeb-kala-1.html