Rabu, 06 April 2016

asuhan kala 1

PERSALINAN KALA I

I.    DEFINISI

      Persalinan  adalah                : pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir/melalui jalan lain dengan bantuan / tanpa bantuan (Sarwono, 2008)
Persalinan Kala I adalah     :  Kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (Sumarah, 2009).
Persalinan Kala I adalah     :  Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm (APN, 2008).
Persalinan Kala I adalah     :  Dimulai dari HIS Persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (Sastrawinata, 1983).

II.  FISIOLOGIS

Perubahan fisiologis pada persalinan kala I, diantaranya :
a.  Perubahan Tekanan Darah
-  Tekanan darah meningkat selama kontraksi.
-  Tekanan sistolik rata – rata sebesar 10-20 mmHg, diastolik 5-10 mmHg.
-  Tekanan darah turun diantara kontraksi.
-  Hindari posisi terlentang, karena akan mengganggu sirkulasi darah, dan janin dapat asfiksia.
b.  Perubahan Metabolisme
-  Metabolisme aerob dan anaerob karbohidrat akan naik. 
-  Kenaikan ini disebabkan karena cemas, serta kegiatan otot kerangka tubuh.
-  Kenaikan metabolisme ditandai dengan kenaikan suhu, denyut nadi, pernafasan kardiak Output dan kehilangan cairan.
c.  Perubahan Suhu Badan
-  Suhu badan meningkat selama persalinan dan meningkat lagi segera setelah persalinan.
-  Kenaikan suhu tidak boleh melebihi 0,1 – 1oC.
-  Kenaikan suhu yang berlangsung lama diindikasi dehidrasi.
d. Denyut Jantung
-  Denyut jantung naik saat kontraksi.
-  Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika ibu tidur miring atau terlentang.
-  Denyut jantung sedikit lebih tinggi diantara kontraksi.
-  Perlu pengontrolan secara periode untuk mengetahui infeksi.
e.  Perubahan Pernafasan
-  Pernafasan sedikit naik saat persalinan.
-  Disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran.
-  Penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar.
f.  Perubahan Renal.
-  Poli Usia sering terjadi karena meningkatnya cardiac output dan filtrasi glomerulus.
-  Kontrol kandung kencing 2 jam sekali agar tidak menghambat penurunan janin.
-  Serta untuk menghindari Retensio Urine setelah melahirkan.
g.  Perubahan Gastro Intenstinal
-  Penyerapan makanan padat berkurang.
-  Menyebabkan pencernaan hampir terhenti dan sehingga menyebabkan konstipasi.
h.  Perubahan Hematologis
-  Hubungan akan meningkat 1,2 gram / 100 ml.
-  Jumlah sel – sel darah putih akan meningkat 5000 – 15.000 WBC sampai akhir pembukaan lengkap.
-  Gula darah akan turun selama persalinan.
-  Dan akan turun drastis pada persalinan dengan penyulit.
i.   Kontraksi Uterus
-  Terjadi karena adanya rangsangan otot polos.
-  Penurunan hormon Estrogen menyebabkan keluarnya H. Oksitoksin.
-  Kontraksi dimulai dari fundus menjalar ke bawah.
-  Fundus Uteri bekerja kuat dan akan mendorong janin ke bawah.
-  Serviks menjadi lembek dan membuka.
j.   Pembukaan SAR dan SBR
-  SAR terbentuk pada uterus bagian atas.
-  Otot lebih tebal dan kontraktif.
-  Terdapat banyak otot sorong dan memanjang.
-  SBR terbentuk di uterus bagian bawah antara Istmus dan Serviks.
-  Sifat otot tipis dan elastis.
k.  Perubahan Serviks
-  Otot yang mengelilingi Osteum Uteri Internum (OUI) ditarik oleh SAR.
-  Menyebabkan Serviks pendek menjadi  lunak dan SBR
-  Bentuk Serviks menghilang, karena kanalis Servikalis membesar dan membentuk OUE.
l.   Perubahan OUI dan OUE
-  Pembukaan Serviks disebabkan karena membesarnya OUE.
-  Karena otot disekitar Ostium meregang untuk dapat dilewati kepala I.
-  Pembukaan Uteri disebabkan karena tekanan isi Uterus (kepala dan kantong Amnion).
-  Pada primigravida OUI terbuka dahulu, dilanjutkan pembukaan OUE.
-  Pada multigravida OUI dan OUE membuka bersama – sama.
m. Show
-  Keluar lendir dan darah dari Vagina.
-  Lendir berasal dari kanalis Servikalis yang tersumbat lendir selama persalinan.
-  Darah berasal dari desidua yang terlepas.
n.  Tonjolan Kantong Ketuban
-  Disebabkan oleh regangan SBR sehingga Selaput Khorion Lepas.
-  Adanya tekanan menyebabkan kantong yang berisi cairan menonjol.
-  Bila selaput ketuban pecah maka cairan akan keluar.
-  Sehingga placenta tertekan dan fungsi placenta tergantung sehingga fetus akan kekurangan O2.
o.  Pemecahan Kantong Ketuban.
-  Pada akhir kala I pembukaan sudah lengkap, kontraksi kuat, tidak ada tahanan serta desakan janin menyebabkan kantong ketuban pecah diikuti proses kelahiran bayi.

III. FASE – FASE DALAM KALA I PERSALINAN

1.  Fase Laten
-  Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
-  Berlangsung hingga serviks membuka < dari 4 cm. (1 –3 cm).
-  Pada Umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
(Buku Acuan APN, Revisi 2007, Hal 38)
2.  Fase Aktif
-  Frekuensi dan lama kontraksi Uterus akan meningkat secara bertahap (Kontraksi dianggap adekuat / memadai jika 3x atau lebih dalam waktu: 10 menit dan berlangsung selama 40 detik / lebih).
-  Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm perjam (Primigravida). Atau lebih dari 1 cm untuk multipara.
-  Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(Buku Acuan APN, Revisi 2007, Hal: 38)
Fase Aktif dibagi atas 3 fase meliputi :
1. Fase Akselerasi                  :  Pembukaan 4 –8 cm.
2. Fase Dilaktasi maksimal    :  Pembukaan 8 – 9 cm.
3. Fase Deselerasi                  :  Pembukaan 9 – 10 cm.
IV. MANAJEMEN KALA I
1.  Mengindentifiksai Masalah.
2.  Mengkaji Riwayat Kesehatan, meliputi: Riwayat kesehatan sekarang, HIS, ketuban, pendarahan pervaginam bila ada, Riwayat kesehatan saat kehamilan, Riwayat kesehatan yang lalu bila ada.
3.  Pemeriksaan Fisik.
4.  Pemeriksaan Janin.
5.  Menilai data dan membuat diagnosa.
6.  Menilai kemajuan persalinan.
7.  Membuat Rencana Asuhan Kebidanan Kala I.

V.  TANDA BAHAYA PERSALINAN PADA KALA I

1.  Tekanan darah > 140 / 90 mmHg.
- Rujuk ibu dengan posisi miringkan ke kiri sambil diinfus DS %.
2.  Temperatur > 38oC : beri banyak minuman, beri Antibiotik, Rujuk .
3.  DJJ < 100 atau > 160 x / menit.
Posisi ibu miring ke kiri, beri O2, rehidrasi, bila membaik diteruskan dengan pantauan, jika tidak membaik dirujuk.
4.  Kontraksi < 2x dalam 10 menit berlangsung < 40 detik maka segera diatur Ambulasi, mengubah posisi tidur, kosongkan kandungan kencing, stimulasi Puting susu, memberi nutrisi, jika partograf melebihi garis waspada maka dirujuk.
5.  Pembukaan Serviks, melewati garis waspada, beri hidrasi, rujuk.
6.  Cairan Amnion bercampuran mekonium / darah / berbau, beri hidrasi, antibiotik posisi tidur miring ke kiri, Rujuk.
7.  Urine, Volume sedikit dan kental, beri minum banyak.
VI. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA KALA I
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang dimaksud adalah :
a.       Perasaan tidak enak
b.      Takut dan ragu-ragu dengan persalinan yang akan dihadapi
c.       Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan akan berjalan normal
d.      Menganggap persalinan sebagai cobaan
e.       Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
f.       Apakah bayinya normal atau tidak
g.      Apakah ia sanggup merawat bayinya
h.      Ibu merasa cemas (Sumarah, 2009)
VII. DUKUNGAN PERSALINAN
Dukungan selama persalinan meliputi :
a.       Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah akan sangat membantu ibu dan pasangannya untuk cepat merasa nyaman, namun sikap para staf sangatlah penting dibanding dengan kondisi fisik ruangan.
b.      Teman yang mendukung
Seorang teman yang mendukung merupakan sumber kekuatan yang besar dan memberikan kesinambungan dukungan dimana teman yang mendukung tersebut tidak bisa digantikan oleh siapapun. Bidan yang berarti “bersama wanita”, ia harus berusaha untuk menjadi teman yang mendukung, bekerja dengan wanita tersebut dan keluarga.
c.       Mobilitas
Diusahakan ibu didorong untuk tetap tegar dan bergerak, persalinan akan berjalan lebih cepat dan ibu akan merasa dapat menguasai keadaan, terutama jika ibu didorong untuk berusaha berjalan bila memungkinkan dan berusaha merubah posisi tidur (miring ke kiri, jongkok, dan merangkak).
d.      Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan semua perkembangannya selama proses persalinan. Setiap tindakan atau intervensi yang akan dilakukan harus diantisipasi dan dijelaskan. Ibu harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan klinis.
e.       Teknik relaksasi
Diharapkan ibu pernah mendapat penyuluhan tentang teknik relaksasi pada saat ANC, bila ibu belum pernah maka harus diajarkan dulu teknik relaksasi, penyuluhan itu diberikan pada saat ANC harus sama dengan penyuluhan saat inpartu agar ibu tidak bingung.
f.       Percakapan
Seorang ibu dalam masa inpartu membutuhkan waktu untuk bercakap-cakap dan ada waktunya untuk diam. Bagi ibu yang sedang dalam proses persalinan benar, maka kesunyian yang bersikap akrab dan simpatik sudah pasti disukainya. Pada tahap ini ibu akan merasa lelah, setiap kontraksi akan memerlukan konsentrasi penuh dan semua cadangan emosional dan fisik dikerahkannya, ibu mungkin akan menutup semua pembicaraan yang tidak perlu dan berkonsentrasi terhadap kemajuan persalinan.
g.      Dorongan semangat
Sebagian besar ibu akan mencapai tahap dimana mereka merasa tidak bisa melanjutkan lagi dan putus asa. Bidan harus berusaha untuk memberi dorongan semangat kepada ibu selama proses persalinan. Dengan beberapa kata yang diucapkan secara lembut setelah kontraksi atau beberapa pujian non verbal pada saat terjadi kontraksi akan sangat memberi semangat/dorongan ibu.
(Sumarah, 2009)
VIII. PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU SELAMA PERSALINAN
a.       Kebutuhan fisik ibu
1.      Kebersihan dan kenyamanan
Ibu saat inpartu akan merasa sangat panas dan berkeringat oleh karena itu ibu akan membutuhkan kesempatan untuk mandi atau bersiram, hal ini dapat dilakukan bila ibu masih memungkinkan untuk berjalan. Tetapi bagi ibu yang sudah tidak mungkin untuk melakukan, maka peran bidan dan atau keluarga untuk membantunya dengan menyeka dengan waslap yang dibasahi dengan air dingin pada muka, leher dan tangan serta bagian kemaluan dibersihkan dengan kapas lembab. Demikian juga baju yang basah karena keringat atau air ketuban perlu diganti dengan yang bersih. Mulut dapat disegarkan dengan kumur-kumur atau gosok gigi.
2.      Posisi
Dalam kehamilan ibu sudah aktif berproses dalam menghadapi persalinan misalnya udah senam, latihan jalan-jalan, jongkok, ibu akan menggunakan posisi tidur senyaman mungkin yang telah dilakukan selama hamil seperti jongkok, merangkak atau berdiri. Hal ini akan meningkatkan keinginan merubah posisi pada saat persalinan karena sudah dilatih pada saat hamil. Posisi alternatif yang digunakan dalam persalinan adalah menghindari posisi terlentang, ibu berusaha untuk menggunakan posisi senyaman mungkin.
3.      Kontak fisik
Selama proses persalinan ibu tidak suka dengan bercakap-cakap tetapi ibu akan merasa nyaman dengan kontak fisik. Keluarga hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan, menggosok-gosok punggung, menyeka wajahnya dengan air dingin menggunakan waslap atau dengan mendekapnya atau mengelus-elus perutnya, memijat kaki atau teknik-teknik lain yang serupa.
4.      Pijatan
Ibu yang mengeluh sakit pinggang atau nyeri selama persalinan mungkin akan merasakan pijatan akan sangat meringankan keluhan. Bidan atau keluarga dapat melakukan pijatan melingkar di daerah lumbosakralis, menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk atau mengelus-elus di daerah perut.
5.      Perawatan kandung kemih
Keinginan untuk berkemih pada ibu inpartu sering terganggu dengan adanya kontraksi, aleh karena itu pengamatan terhadap kandung kemih haruslah diperhatikan karena dapat menghambat turunnya bagian terendah janin dan kontraksi uterus. Setiap 4 jam kandung kemih harus dikontrol dan diupayakan ibu dapat kencing sendiri dengan dicoba untuk kencing di pispot dengan disiram dengan air dingin atau dirangsang dengan membuka kran agar merangsang ibu untuk ingin kencing.
b.      Kebutuhan psikologis ibu
Pada ibu hamil terjadi perubahan psikologi, demikian juga pada ibu bersalin. Perubahan psikologi pada ibu bersalin merupakan hal yang wajar, hampir semua ibu mengalaminya, tergantung kepekaan dari setiap individu. Meskipun demikian ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan petugas penolong persalinan, agar ibu dapat menerima keadaan yang terjadi dan dapat memahami sehingga ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada ibu bersalin sering merasa cemas, memikirkan hal-hal yang akan terjadi antara lain perasaan sakit, takut menghadapi persalinan, penolongnya tidak sabar, apakah anaknya cacat. Banyaknya pikiran yang menghantui selama persalinan. Hal ini dapat menambah rasa sakit, oleh karena itu ibu bersalin memerlukan teman/pendamping selama persalinan.
(Sumarah, 2009)
IX. MASALAH-MASALAH PADA PERSALINAN KALA I
1. Nyeri pinggang
Penanganan :
-          Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri
-          Massase pada daerah pinggang
-          Mandi atau diseka dengan air hangat
-          Menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk
2. Keletihan
Penanganan :
-          Berikan ibu asupan nutrisi yang cukup
-          Jelaskan pada ibu cara meneran yang efektif
-          Jelaskan pada ibu agar tidak mengejan terlalu dini
3. Fetal distres
Penanganan :
-          Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur
-          Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125 cc/jam
-          Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir
-          Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berikan dukungan dan semangat
4. Infeksi
Penanganan :
-          Baringkan ibu miring ke kiri
-          Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125cc/jam
-          Dampingi ibu ke tempat rujukan
5. Cemas
Penanganan :
-          KIE/jelaskan pada keluarga agar memberi dukungan pada ibu
-          Ajarkan pada ibu teknik relaksasi
(APN, 2008)
sumber ; http://neyzh.blogspot.co.id/2013/11/askeb-kala-1.html